Jumat, 12 Agustus 2011

A History of Muslim Philosophy


Nama buku     : A History of Muslim Philosophy
Penulis            : M.M. Sharif
Penerbit     :iPakistan Philosophical Congress, Printed by Allgauer nHeimatverlag GmbH., Kempten, Germany Printed in Germany
Terbitan           : Pakistan Philosophical Congress 1963, reprinted in Pakistan 1983

Dalam mengkaji sebuah buku, baik itu tentang tasawwuf, kalam, filsafat atau buku-buku yang berkaitan dengan ketuhanan, alam, ilmu, etika dall. Sangat penting bagi kita untuk memperhatikan framework buku tersebut. Sikap seperti ini bukan sebagai wujud paranoid ataupun skeptisisme kita melainkan sebagai wujud dari kehati-hatian kita dalam menemukan kebenaran pengetahuan.
Setiap buku yang kita baca tentu akan berpengaruh terhadap pola pikir kita terlebih setiap buku membawa misi tertentu bagi pembaca. Setiap pengarang memiliki framework yang berbeda dan memiliki interest yang berbeda. Disini kami ingin mereview sebuah buku filsafat oleh M.M Sharif.

Daftar Isi

Buku A History of Muslim Philosophy ini, terdidri dari pendahuluan yang ditulis sendiri oleh M.M. Sharif sebagai editor sekaligus Direktur Islamic Culture, Lahore Pakistan.

v  BAB I (Pre-Islamic Philosophical Thought)
Dalam Bab ini satu persatu perkembangan pemikiran sebelum Islam dijelaskan, ada enam peradaban yang dibahas, antara lain:

1.      Filsafat Pemikiran India (Pre-islamic Indian Thought), ditulis oleh C.A. Qadir, M.A., guru besar Filsafat, di Government College, Lahore (Pakistan)
2.      Filsafat Pemikiran Cina (Pre-Islamic Thought), ditulis oleh Howard F. Didsbury, Jr. M.A, P.hD., Guru Besar Sejarah di Newark State College, Union, New Jersey, dan guru Besar pada bidang sama pada Universitas Amerika di Washington D.C (USA)
3.      Filsafat pemikiran Iran / Persia (Pre-islamic Iranian Thoaught), ditulis oleh Alessandro Bausani, P.h.D., guru bahasa dan sastra Persia di Universirtas Neples Italia.
4.      Pemikiran Yunani (Greek Thought), ditulis oleh M.M. Sharif
5.      Pemikiran Alexandria-Syiiria (Alexandrio-Syiriac), ditulis oleh C.A. Qadir
6.      Filsafat Pemikiran Arab (Pre-Islamic Arabian Thought), ditulis oleh Inayatulla, M.A., Ph.D,. guru besar Bahasa Arab di Universitas Punjab, Lahore, Pakistan

v  BAB II (Advent of Islam Fundamental Teaching of The Qur'an)
Sebelum memasuki kajian mengenai filsafat, M.M. Sharif terlebih dahulu menjelaskan diskursus-diskursus yang mendasar yang masih berbentuk tatanan konseptual yang bersumber kepada Al-Qur'an yang nantinya berkaitan dengan apa yang akan dibahas dan menjadi karakteristik dalam pemikiran para filosof Muslim. Diantaranya adalah:

1.      Philosophical Teaching of The Qur'an
Menurut M.M. Sharif, Al-Qur'an merupakan Kitab yang mendasari hakekat agama, bukan sebuah pengajaran filsafat, akan tetapi ia membahas segala sesuatu yang berkaitan dengan agama dan filsafat secara umum (The Qur'an is a book essentially religious, not philosophical, but it deals with all those problems which religion and philosophy have in common ). Hal-hal yang menjadi pembahasan dalam Al-Qur'an mencakup problematika agama dan filsafat, yaitu:

-          Realitas Mutlak (Ultimae Reality)
-          Tuhan dan sifat-Nya (God and His Attribute)
-          Tuhan dan Alam (God and World)
-          Iiwa (Soul)
-          Teori Keilmuwan (Theory of Knowledge)
-          Kekuatan makhluk (Man's Power)
-          Free-Will (Kebebasan)
-          Kematian (Death)
-          Eskatologi; Kehidupan setelah mati (Life after Death)

2.      Ethical Teaching of The Qur'an
Bagi B.A. Dar, M.A., fellow Institute Islamic Culture, Lahore. Selain pembahasan diatas, beberapa konsep lain terkait dengan pembahasan filsafat yang dibahas oleh filosof Islam, tergambarkan dalam ajaran Al-Qur'an, misalnya mengenai moralitas (Ethica) yang mengandung beberapa substansi yang memiliki nilai (value) dan tak bernilai (disvalue), yang memiliki niali (value) misalanya kehidupan (life), kekekalan (eternity), Keesaan (unity), kekuatan atau potensi (power), kebenaran (truth), keindahan (baeuty), keadilan (justice), cinta (love), dan kebaikan (goodness). Sedangkan yang tak bernilai (disvalue) antara lain: tak ada kehidupan (Destruction of live), punah (Thing momentary), tak ada yang Esa atau berbilang (Lack of Unity), kelemahan (Inertia), kesalahan (Error), ketidakadilan (Injustice), kebencian dan tak berprikemanusiaan (Hatred and Unkindness), kejahatan (vice).

3.      Economic and Political Teaching of The Qur'an

v  BAB III EARLIES CENTURIES (From the First / Seventh Century to The Fall of Baghdad)

Part One (Theological-Philosophical Movements)
Bagian ini diawali dengan pembahasan mengenai aliran teologi dlam Islam, yaitu:
-          Mu'tazilah oleh            : Mir Valiudin, M.A., Ph.D., Guru Besar Filsafat di Universitas Osmaniyah, Hidrabad Deccan (India)
-          Asy'ariah oleh             : M. Abduh Hye, M.A, Guru Besar Filsafat di Government College, Rajshahi, Pakistan
-          Tahawisiyyah oleh      : A.K.M. Ayyub Ali,
-          M.A., Ph.d., Rektor di Government Rajshahi Madrasah, Rajshahi (Pakistan)
-          Zahiruyyah olah          : Omar A. Farukh, Ph.D, anggota Akademi Arab, Damaskus Syirira
-          Ikhwan As-Shafa        : Omar A. Farukh

Part Two (The Sufis)
-          Awal mula tradisi sufi dalam Islam, ditulis oleh: M. Hamiduddin, M.A., Ph.D, Guru Besar dan Direktur Fakultas Filsafat dan Psikologi di Government college, Lahore, Pakistan
-          Tasawwuf sebelum Al-Hallaj ditulis oleh B.A. Dar
-          Al-Hallaj oleh Louis Massignon, Litt, D., Hon. Guru Besar di College De France and Houtes Etudes, Sorbone, (Perancis)
-          Abd al-Qadir Jilani and Shihab al-Din Suhrawardi oleh: B.A. Dar
-          Shihab al-Din Suhrawardi oleh: ditulis oleh Seyyed Hossein Nasr, M.A., Ph., Guru Besar Filsafat dan Sains, Fakultas Seni dan sastra di Universitas Teheran (Iran)
-          Ibn 'Arabi oleh A.E. Affifi,. Ph.D,. anggota Dewan Seni dan ilmu-ilmu Sosial di Kairo, pernah menjadi Guru Besar di Fakultas Seni di Universitas Alexandria.




Part Three (The Philosophers)
-          Al-Kindi oleh Ahmed Fouad El-Ehwany, Ph.D., Guru Besar Filsafat Islam, Fakultas Adab, Universitas Kairo.
-          Muhammad ibn zakariya al-Razi oleh Abdurrahman Badawi., Ph.D., Guru Besar Filsafat Fakultas Adab, Eins-Shams, Kairo, Mesir.
-          Al-Farabi oleh Ibrahim Madkour, Ph.D., Anggota Akademia Arab, Mesir Guru Besar di Universitas Kairo (U.A.R)
-          Miskawaih oleh Abdurrahman Badawi
-          Ibn Sina oleh fazlur Rahman., M.A., D.Phil., Guru Besar Islamic Studies di McGill (canada)
-          Ibn bajjah oleh Muhammad Saghir Hasan al-Ma'sumi, M.A., D.Phil., Dosen Senior Bahasa Arab dan Islamic Studies di Universitas Dakka (Pakistan)
-          Ibn Tufail oleh Bakhtyar Hussain Siddiqi, M.A., LL.B., Dosen Filsafat di Government College, Lahore (Pakistan)
-          Ibn Rushd oleh Ahmed Fouad Al-Ekhwany
-          Nasir al-Din Thusi by Bakhtyar Husain Siddiqi

Part Four (The Middle-Roaders)
-          Metafisika al-Ghazali oleh M. Seeed Sheikh, M.A., Guru Besar di Government College, Lahore (Pakistan)
-          Al-Ghazali (lanjutan)
a.       Mistik oleh M. Saeed Sheikh
b.      Etika oleh Abdul Khaliq, M.A., Guru Besar Filsafat di Islamia College Lahore, Pakistan.
c.       Pengaruh oleh M. Seeed Sheikh
-          Fakhr al-Din al-Razi oleh Seyyed Hossein Nasr

Part Five (Political Thinkers)
-          Pemikiran Pilitik awal dalam Islam oleh Abu Ala al-maududi
-          Abu Hanifah dan Abu Yusuf oleh Abu al-Maududi
-          Al-farabi oleh Muhammad Saghir Hasan al-Ma'sumi
-          Al-Mawardi oleh Muhammad Qamaruddin Khan, M.A., Dosen di Keilmuwan Islam di Universitas Punjab, Lahore (Pakistan)
-          Teori Politik Syi'ah oleh Syed Abid Ali Abid, M.A., Rektor di Dyal Singh College, Lahore (Pakistan)
-          Nizam al-Mulk Tusi oleh M. Ruknuddin Hassan, M.A., Chairman, Depertement of Political Science, di Urdu College, Karaci (Pakistan)
-          Al-Ghazali oleh Leanord Binder, Ph.D., Institute of Administrative Affairs, Fakultas Hukum, Universitas Teheran (Iran)


Kritik Framework Buku
Filsafat Islam sering dianggap berasal dari Yunani, Kesimpulan seperti ini banyak dilontarkan oleh para orientalis, sebenarnya Filsafat Islam telah ada yang berwujud kajian-kajian seperti tafsir, hadist, kalam dan sebagainya yang mana tidak disadari oleh banyak kaum musliimin.
Jika dalam buku pedoman kurikulum Perguruan Tinggi islam pengkajian filsafat berangkat dari asumsi bahwa filsafat Islam adalah filsafat peripatetic dan filosof muslim ertama adalah al-Kindi, maka terdapat kesamaan dengan pemikiran para orientalis. (Hamid Fahmy zarkasyi, Framework Kajian Filsafat Islam, Tsaqafah, Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan islam, Vol. 2, No. 2 (2006/1427), p. 284)
Dari pernyataan diatas kami ingin membagi buku dengan kategori framework, dimana jika filsafat diasumsikan berasal dari Yunani maka buku itu kita kategorikan sebagai framework orientalis. Namun jika buku itu mengasumsikan filsafat Islam lahir dari al-Qur'an maka kita golongkan sebagai buku yang berframework benar.
Ketika berbicara masalah framework buku filsafat maka kita tidak biasa tidak untuk membicarakan nama filsafat itu sendiri. Penamaan sangatlah penting karena nama terkait dengan asal-usul. Hal demikian juga terjadi pada bidang kajian filsafat.
Dalam penamaan kajian ini M.M. Sharif lebih suka menggunakan term "Muslim Philosophy" dari pada "Islamic Philosophy". Bagi M.M. Sharif, penelusuran sejarah filsafat islam dengan term Muslim Philosophy akan memberikan harapan untuk menjernihkan berbagai kerancuan pengkajian filsafat di dunia Islam. Dalam hala ini, M.M Sharif menyatakan:
"Instead of reading history of presupposed philosophies which may give distorted images, it is the study of history itself through which the dynamics of history can be clearly seen and its law discovered. "we hope this study of Musllm Philosophy and the empirical survey of its course among philosophers and historian about the nature of history and the laws governing it" (introduction, p.1)
Tampak jelas bahwa penamaan filsafat dalam Islam dengan nama "Muslim Philoshophy" merupakan rasa ketidak inginan M.M. Sharuf untuk memasuki ranah perdebatan padahal dengan penamaan filsafat dalam Islam dengan nama tersebut, ia bukannya berada pada titik penengah antara kelompok yang ingin menamakan filsafat dengan Filsafat Islam atauFilsafat Arab namun justru dengan menamakan filsafat demikian ia tanpa sadar telah menggunakan framework yang sama dengan orientalis.
Dengan menamakan kajian ini dengan falsafah muslim menunukkan bahwa ilmu ini merupakan campuran dari aristotelianisme dan juga neoplatonisme dimana falsafah disamakan dengan al-hikmah yang merupakan campuran dua aliran tersebut.

Sumber Filsafat Islam
Ketika kita membaca bab dua kita seolah-olah mendapat kejelasan sumber filsafat Islam ketika M.M. Sharif dengan tegas berbicara mengenai asal-usul Filsafat Islam dalam buku diawali dengan pembahasan Al-Qur'an mengenai konsep-konsep fundamental yang dijadilkan sebagai sumber dan inspirasi bagi umat Islam. Inimeliputi konsep pemikiran filsafat, etika, ekonomi dan politik.
Baginya al-Qur'an pada hakikatnya merupakan buku agama dan bukanlah kitab filsafat namun demikian al-Qur'an berkaitan dengan kedua-duanya, agama dan filsafat. Ia mengatakan: "the Qur'an is essentially religious, not philosophical, but it deals with all tose problems which religion and philosophy have ini commen. (book two, advent of Islam fundamental teachings of the Qur'an, chapter VII: philosophical teachings of the Qur'an, paragraph 2, h. 136)
Ia juga menggambarkan bagaimana universalnya al-Qur'an yangmana al-Qur'an ditujukan bukanhanya kepada Arab saja namun al-Qur'an juga ditujukan kepada orang selain Arab (people of other land) (book two, advent of Islam fundamental teachings of the Qur'an, chapter VII: philosophical teachings of the Qur'an, paragraph 2, h. 137)
Memasuki bab ketiga Nampak nyata kesamaan framework M.M. Sharif dengan orientalis dimana pada bab ini ia membahas tentang para filisif (the Philosophers). Di bawah judul al-Kindi (meskipun bukan ia yang menulis namun ahmed Fouad el-Ehwny tapi setidak-tidaknya sebafai eitor ia harus mencermati mengedit kalimat-perkalimat), al-Kindi disini dijadikan sebagai filosof pertama muslim. Tanpa mengurangi ras hormat terhadap al-Kindi sebagai ulama Islam namun meletakkan ia sebagai filosof pertama berimplikasi bahwa tidak ada filosof Islam sebelum al-kindi.
Meskipun demikian buku ini sangat bagus untuk dijadikan rujukan karea sitematika pnulisannya yang bisa dibilang bagus diman M.M. Sharif secara pelan menggiring kita untuk memahami poon filsafat dimulai dari perkembangan filsafat sebelum Islam hingga filsafat itu sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar