Sabtu, 13 Agustus 2011


sejarah timbulnya filsafat Islam menurut teori worldview! Dan perbedaan dengan teori sejarah filsafat Islam menurut orientalist!


Pada awalnya, filsafat selalu identik dengan ilmu pengetahuan, artinya antara pemikiran filsafat dan ilmu pengetahuan tidak dapat dipisahkan. Dan sbelum membahas mengenai sejarah timbulnya filsafat Islam terlebih dahulu saya akan berusaha menjelaskan tentagn teori worlview (pandangan hidup).[1]
Islam yang turun membekali manusia seperangkat ritus peribadatan untuk beribadah kepadanya dan pada saat yang sama juga mengajarkan pandangan-pandangan (view) fundamental tentang Tuhan, kehidupan, manusia, alam semesta, iman, ilmu, amal, akhlak dan lain sebagainya.[2] Dengan bekal seperti itu Islam kemudian merupakan agama dan sekaligus peradaban yang memiliki bangunan konsep yang disebut pandangan hidup (worldview).
Secara umum, bahwa worlview memiliki pengertian sebagai filsafat hidup ataupun prinsip hidup. Sebaimana analisa yang telah dilakukan oleh Dr. Hamid Fahmi Zarkasyi, M.A, M.Phil beliau menjelaskan bahwa istilah worlview dalam bahasa Inggris tidak ada cakupan makna tentang pandangan hidup yang menggambarkan visi yang mencakup realitas keagamaan dan ideology. Beliau menjelaskan bahwa menurut Ninian Smart, seorang pakar kajian perbandingan agama memeberikan pengerian worlview sebagai kepercayaan, perasaan, dan apa-apa yang terdapat dalam pikiran orang yang berfungsi sebagai motor guna keberlangsungan dan perubahan social dan moral. Dilanjutkan dengan pengertian dari Thomas F Wall, ia memaknainya sebagai system kepercayan asas yang integral tentang hakekat diri kita, realitas, serta tentang makna eksistensi.[3] dari ini dapat dipahamai bahwa worldview secara umum digunakan sebagai tolak ukur untuk mebedakan.
Akan tetapi, ketika worldview dalam pengertian secara umum adalah sebagai tolak ukur atau system keprcayaan untuk membedakan, maka ketika worldview diberikan kata sifat Islam, dengan demikian kata tersebut telah mengalami perubahan definisinya. Artinya istilah wordlview hanya dipakai sebagai pinjaman.
Dalam tradisi Islam penggunaan istilah worldview sendiri berbeda-beda, namun sejak itu mulailah sepakat mengggunakn terma khusus dalam  pengertian worldview walupun berbeda dalam mengistilahkannya antara satu dengan yang lain. Antara lain misalnya adalah Maulana al-Mawdudi yang menggunakan istilah Islam Nazariat (Islamic vision), kemudian Sayyid Qutb menggunakan al-Tasawwur al-Islami (Islamic vision), Mohammad Atif al-Zayn mengistilahkan al-Mabda' al-Islami (Islamic principle), sedangkan Syed Naquib al-Attas menamakannya dengan Ru'yatul Islam lil wujud (Islamic Worlview). Walupun istilah yang dipakai berbeda-beda, namun para ulama secara keseluruhan sepakat bahwa Islam memliki cara pandang sendiri terhadap segala sesuatu.[4] Dengan demikian Islamic Wordview inilah yang terpenting sebagai framework dalam mengkaji sejarah filsafat Islam.
Menurut Al-Attas, worldview Islam didefinisikan sebagai pandangan Islam tentang realitas dan kebenaran yang nampak oleh mata hati kita dan yang menjelaskan hakekat wujud, karena apa yang dipancarkan Islam adalah wujud yang total maka dari itu worldview Islam berarti pandangan Islam tentang wujud (ru'yat al-Islam lil wujud).[5]
Jika sejarah munculnya filsafat Islam ditelusuri mengggunakan worldview Islam, maka akan ditemukan bahwa peran Islam yang sangat dominan. Filsafat Islam akan dipahami sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan dalam peradaban Islam yang konsep-konsep dasrnya berakar pada al-Qur'an dan Hadits yang kemudian ditafsirkan dan dikembangkan oleh para ulama sehingga menggambarkan struktur konsep yang berbeda dari filsafat Yunani. Karena sumber pemikiran filsafat Islam adalah wahyu, maka kajian filsafat Islam dimulai dari konsep-konsep seminal (seminal concept) dalam al-Qur'an dan dilanjutkan dengan kajian terhadap pemahaman, penafsiran, penjelasan dan pengembangan konsep-konsep tersebut oleh para pemikir Muslim.[6]
Berbeda dengan kajian yang dilakukan oleh para orientalis, jika filsafat Islam dikaji dari konsep-konsep yang berasal dari peradaban Islam, maka filsafat Islam dan filsafat Yunani akan tampak sangat berbeda sekali. Bersumber dari wahyu jika dikaji dari konsep-konsep yang berasal dari peradaban Islam, dan bersumber dari akal jika itu dikaji dari Yunani.
Tradisi intelektual Barat, mengatakan filsafat Islam hanya sekedar filsafat Yunani dalam baju Arab. berbagai bentuk pemikiran dalam tradisi intelektual Islam hanyalah modifikasi dari pemikiran orang-orang Yunani. Pernyataan yang dilontarkan oleh para orientalis yang seperti ini berdampak kepada pengkajian sejarah filsafat Islam, para pengkaji filsafat Islam selalu memulai dengan sosok Al-Kindi sebagai filsuf yang pertama mengenalkan filsafat Yunani ke dalam Islam. Hal tersebut berdampak bahwa sebelum Al-Kindi tidak ada pemikiran yang filosofis dan akan berdampak kepada penafian Islam dalam perkembangan ilmu pengetahuan.
Framework seperti ini sangat umum dikalangan para orientalis dan banyak diikuti oleh cendekiawan Muslim. Dalam buku-buku pedoman Kurikulum Perguruan Tinggi Islam Indonesai, bahwa pengkajian filsafat berangkat dari asumsi bahwa filsafat Islam adalah filsafat peripatetik dan filosof Muslim pertama adalah al-Kindi. Framework ini jelas menjelaskan bahwa filsafat Islam hanya sebatas filsafat Muslim Aristotelianisme.[7]
Jadi, perbedaan sejarah munculnya filsafat Islam menurut teori worldview Islam dengan teori orientalis, yang pertama adalah tentang prinsip, para orientalis lebih berprinsip dengan dikotomi, sedangkan dalam pandangan hidup Islam lebih berprinsip kepada Tauhid. Yang kedua tentang makna realitas, para orientalis memandang makna realitas sebagai pandangan social, cultural, dan empiris, sedangkan pandangan hidup Islam berdasrkan pada kajian metafisis.[8]
Dengan demikian, pandangan hidup (worldview) Islam secara epistemologis memiliki peran terpenting sebagai framework dalam mengkaji sejarah filsafat Islam serta sebagai system pemikiran yang terdiri konsep-konsep penting suatu perdaban. Hal ini penting dilakukan sebab Filsafat Islam telah dipahami dengan menggunakan pandangan hidup dan framework Barat seperti yang telah dilakukan oleh para orientalis maupun para ahli peneliti dalam wacana keislaman (Islamolog) yang memiliki cara pandang sendiri terhadap Islam.
Jika sumber filsafat Yunani adalah akal, maka sumber filsafat Islam adalah wahyu. Dengan demikian, filsafat Islam adalah filsafat yang lahir dari pemahaman, penejelasan, dan pengembangan konsep-konsep penting yang ada di dalam Al-Qur'an da Al-Sunnah.[9]


[1] Penjelasan mengenai teori worldview disini masih banyak merujuk dan mengutip dari makalah-makalah yang ditulis oleh Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi, M.A, M.phil dalam beberapa majalah ISLAMIA dan jurnal TSAQAFAH.
[2] http://wawankardiyanto.wordpress.com/
[3] Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi, M.A, M.Phil, Worldview Sebagai Asas Epistemologi Islam dalam Majalah ISLAMIA Majalah Pemikiran dan Peradaban Islam, Tahun II, Nomor 5, April-Juni 2005, hal: 10
[4] Ibid, Worldview Sebagai Asas Epistemologi Islam, hal: 11
[5] Ibid, Worldview Sebagai Asas Epistemologi Islam, hal: 11
[6] Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi, M.A, M.Phil, Framework Kajian Filsafat Islam dalam Jurnal TSAQAFAH Jurnal Ilmu Pengetahuan & Kebudayaan Islam, Volume: 2, Nomor: 2, 2006/1427, hal: 297
[7] http://wawankardiyanto.wordpress.com/
[8] Ibid, Worldview Sebagai Asas Epistemologi, hal: 13
[9] Ibid, Framework Kajian Filsafat Islam, hal: 277

Tidak ada komentar:

Posting Komentar