SIR SAYYID AHMAD KHAN
PEMBAHARU PEMIKIRAN ISLAM INDIA
(tugas mata kuliah PPMDI)
BIOGRAFI SINGKAT
Sir Sayyid Ahmad Khan Dilahirkan di Delhi pada tanggal 27 Oktober 1817, dan wafat di Aligarh tahun 1898, dalam usia 81 tahun. Ayah beliau bernama syed Muhammad Muttaqi meninggal tahun 1838, dan kakek beliau bernama syed Hadi.menurut ketrangan beliau berasal dari kturunan Husein, cucu Nabui Muhammad melalui Fatimah dan Ali.[1] Nenek moyangnya meupakan pembesar istana di zaman Alamghir II (1754-1759) berasal dari Semenanjung Arab yang kemudian hijrah ke Herat, Persia (Iran).[2]
Ayah Sayyid ahmad khan yang brnama Mir Muttaqi adalah seorang pemimpin agama, tetapi karena keturunan sayyid maka ia juga memperoleh pengaruh besar dan juga sangat dihormati oleh raja Mughal pada waktu itu, Akbar Syah II. Tentang ayahnya in hanya sedikit informasi yang kita peroleh tentangnya, kecuali dia adalah seorang yang sangat dingin, selslu berkata terus terang, ahli dalam bidang memanah, suka berenang, serta sangat intim dengan Syah Ghulam Ali Naqshabandi Mujaddidi, seorang wali yang sangat terkenal.pada waktu ayahnya meninggal, mir Muttaqi diberi kedudukan dan gelar yang turun temurun, yang dengan sopan ditolaknya peberian itu karena hal tersebut tidak lain hanya merupakan tontoanan yang kosong saja pada waktu kemunduran dinasti Mughal.[3]
Ketika terjadi pemberontakan umat Hindu dan umat Islam terhadap penguasa Inggris pada tanggal 10 Mei 1857, Ahmad Khan berada di Bignaur sebagai salah seorang pegawai peradilan.[4] Ia banyak berussaha untuk mencegah terjadinya kekerasan dan dengan demikian banyak menolong orang inggris dari pembunuhan.[5]
Dalam peristiwa itu ia tidak ikut memberontak, bahkan banyak membantu melepaskan orang-orang Inggris yang teraniaya di Bignaur. Atas jasa-jasanya, pemerintah Inggris menganugerahkan gelar Sir dan memberikan berbagai hadiah kepadanya. Ahmad Khan menerima gelar tersebut, tetapi ia menolak hadiah-hadiah itu, kecuali kesempatan untuk berkunjung ke Inggris pada tahun 1869. Kesempatan tersebut dimanfaatkan olehnya untuk meneliti lebih jauh sistem pendidikan.[6]
PEMBAHASAN
A. Gerakan Aligarh
Perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di Inggris. Menurut Ahmad Khan, umat Islam terbelakang, bodoh, dan miskin, karena mereka tidak memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi modern sebagaimana yang dimiliki oleh negara Eropa lainnya. Sayyid Ahmad Khan berpendapat bahwa peningkatan kedudukan ummat Islam India dapat diwujudkan halnya dengan bekerja sama dengan Inggris. Ingris telah merupakan penguasa yang terkuat di India, dan menentang kekuasaan itu tidak akan membawa kebaikan ummat Islam India. Hal ini akan membuat mereka tetap mundur dan akhirnya akan jauh ketinggalan dari masyarakat Hindu India.[7]
Di samping itu dasar ketinggian dan kekuatan Barat, termasuk di dalamnya Inggris, ialah ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Untuk dapat maju, ummat Islam harus pula menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi modern tersebut. Jalan yang harus ditempuh oleh ummat Islam untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan teknologi yang diperlukan itu bukan bukanlah bekerja sama dengan Hindu dalam menentang Inggris tetapi mempernbaiki dan memperkuat hubungan baik dengan Inggris.[8]
la berpendapat bahwa ilmu pengetahuan modern dan teknologi adalah hasil pendayagunaan akal yang maksimal. Sejalan dengan itu, Alquran sangat mendorong umat Islam untuk mempergunakan akal dalam bidang-bidang yang sangat luas, walaupun jangkauan akal tersebut terbatas. Sir Ahmad Khan kemudian mendirikan lembaga pendidikan pertama yaitu Sekolah Inggris di Mudarabad pada tahun 1861.
Pada setiap kesempatan, Sir Ahmad Khan selalu mengemukakan pendapatnya serta ide-ide pembaharuannya yang kermudian disebarluaskan dan timbullah apa yang dikenal dengan gerakan Aligarh yang berpusat di sekolah M.A.O.C. dan setelah ditringkatkan berubah menjadi sebuah Universitas dengan nama Aligarh Muslim University di tahun 1920, Perguruan Tinggi ini menruskan tradisi sebagai pusat gerakkan pembahuan Islam India.[9]
Bahwa satu-satunya cara untuk mengubah pola berpikir umat Islam India dari keterbelakangannya adalah melalui pendidikan. Beliau pun mencurahkan segala perhatiannya pada bidang ini hingga akhir hayatnya. Aligarh Muslim University adalah wujud karya nyata sang ulama. Menerobos pakem di negaranya, sistem sekolah ini mengadopsi konsep pendidikan modern bagi generasi muda. Kiprah perguruan tinggi inilah yang membuatnya dijuluki sebagai bapak pendidikan modern India. Sejumlah tokoh penting pernah mempunyai sangkutan sejarah dengan perguruan tinggi ini.[10]
Melalui Aligarhnya yang terkenal itu terbukalah jalan lempang bagi keluasan aspirasi dan dinamika kaum Muslimin maupun bangsa India. Dari Aligarh Universitynya syed Ahmad Khan kelak lahir suatu badan pendidikan bagi Muslim India, menyusul ,gerakan Universitas Muslim India, kemudian Liga Ummat Islam India. Semua itu telah mengangkat kepribadian Muslims, harga diri, serta semangat untuk berjuang. Suatu kemustahilan logika di atas tanah jajahan Inggris, telah terjadi di India. Realita yang menggembirakan kaum tertindas muslimin, hasil jerih-payah syed Ahmad Khan.
B. Gagasan pembaharuan Ahmad Khan
a. Mengenai do’a, Khan berpendapat bahwa do’a ialah merasakan kehadiran Tuhan, dengan lain kata do’a diperlukan untuk urusan spiritual dan ketenteraman jiwa. Faham bahwa tujuan do’a adalah meminta sesuatu dari Tuhan dan bahwa Tuhan mengabulkan permintaan itu, ia tolak. Kebanyakan do’a, demikian ia menjelaskan, tidak pernah dikabulkan Tuhan.[11]
b. Dalam ide politik, Sayyid Ahmad Khan, berpendapat bahwa ummat Islam merupakan satu ummat yang tidak dapat membentuk suatu Negara dengan ummat Hindu. Ummat Islam harus mempunyai Negara tersendiri,. Bersatu dengan ummat Hindu dalam satu Negara akan membuat minoritas Islam yang rendah kemajuannya, akan lenyap dalam mayoritas ummat Hindu yang lebih tinggi kemajuannya.[12]
c. Ahmad Khan secara apologetis, ingin membuktikan bahwa kebenaran agama selalu berkorespondesi dengan fitrah manusia dan hukum alam. Termasuk di dalamnya, Islam secara keseluruhan berkesesuaian dengan kemajuan, terutama dengan kemajuan kebudayaan Inggris abad 19 dengan pengetahuannya yang baru, moralitasnya yang humanitarian dan liberal, serta rasionalismenya yang saintifik. Inilah sebuah penyikapan yang khas modernisme klasik dari gerakan Islam. Gerakan ini menebarkan pemikiran-pemikirannya melalui lembaga pendidikan Aligarh yang didirikan oleh Sayyid Ahmad Khan pada tahun 1875. Ia juga menyatakan bahwa agama dan proses ilmu pengetahuan, meskipun metodenya berbeda, namun tujuan akhirnya adalah sama.[13]
d. Sayid Ahmad Khan melihat bahwa ummat Islam India mundur karena mereka tidak mengikuti perkembangan zaman. Peradaban Islam klasik telah hilang dan telah timbul peradaban baru di barat. Dasar peradaban baru ini ialah ilmu pengetahuan dan teknologi. Ilmu pengetahuan dan teknologi modern adalah hasil pemikiran manusia. Oleh karena itu akal mendapat penghargaan tinggi bagi Sayyid Ahmad Khan.[14] Tetapi sebagai orang Islam yang percaya kapada wahyu, ia berpendapat bahwa kekuatan akal bukan tidak terbatas.
e. Dalam mengadakan ijtihad, ijma’ dan qiyas baginya tidak merupakan sumber ajaran Islam yang bersifat absolute. Hadits juga tidak semuanya diterimanya karena ada hadits buat-buatan. Hadits dapat ia terima sebagai sumber hanya setelah diadakan penelitian yang seksama tentang keasliannya. Pendapat ulama’ di masa lampau tidak mengikat bagi ummat Islam dan diantara pendapat mereka ada yang tidak sesuai lagi dengan zaman modern. Pendapat serupa itu dapat ditinggalkan. Masyarakat manusia senantiasa mengalami perubahan dan oleh karena itu perlu diadakan ijtihad baru untuk menyesuaikan pelaksanaan ajaran-ajaran Islam dengan suasana masyarakat yang berobah itu.[15]
Meski demikian, gerakan modernisme klasik yang dipelopori Sayyid Ahmad Khan ini mendapat tantangan internal yang tidak ringan. Ada yang mengambil langkah-langkah moderat dan ada pula yang mengambil jalur konservatif-fundamentalis. .[16]
Karena sangat kuatnya kepercayaan terhadap hukum alam dan kerasnya ia mempertahankan konsep hukum alam, pernah ia dianggap sebagai orang yang kafir oleh golongan Islam yang berum dapat menerima ide-ide modernisme Khan tersebut diatas. Karena bagi golongan Islam yang belum bisa menerima gagasan tersebut branggapan bahwa percaya pada hukum alam mesti akan membawwa kepada faham naturalisme dan materialisme, yang akhirnya membawa pula kepada keyakinan tidak adanya Tuhan.[17]
PENUTUP
Sayyid Ahmad Khan sebagai tokoh pembaharuan Islam India memberi penghargaan tinggi pada akal manusia, ia menganut faham Qodariyah (free will dan free action), percaya kepada hukum alam ciptaan Tuhan, menentang taqlid, dan membuka pintu ijtihad yang dianggap tertutup oleh ummat Islam pada umumnya di waktu itu. Dan ia tidak faham jabriah atau fatalisme.[18]
Ide-ide pembaharuan yang dicetuskan Sir Sayyid Ahmad Khan dianut dan disebarkan selanjutnya oleh murid serta pengikut dan timbullah apa yang dikenal dengan gerakan Aligarh . Pusatnya adalah sekolah MAOC (Muhammedan Anglo Oriental College)[19] yang didirikan pada tahun 1920 didirikan oleh pemimpin pembaharuan Islam India itu di Aligarh. Setelah ditingkatkan menjadi universitas, dengan nama Universitas Islam Aligarh ditahun 1920, perguruan tinggi ini meneruskan tradisi sebagai pusat gerakan pembaharuan Islam India .[20]
Sejalan dengan faham yang dianutnya yaitu faham qadariah (free will and free action), semua gagasan yang disebut diatas merupakan atas dasar akalnya. Sesuai dengan pandapat awal yang selalu ia gembor-gemborkan mengenai kemajuan ummat Islam India adalah hasil pemikiran akal manusia. Olah karena itu akal mendapat pnghargaan yang sangat tinggi bagi sir sayyid Ahmad Khan. Tetapi sebagai seorang muslim ia masih percaya akan wahyu jadi menurutnya kekuatan akal bukan tidak terbatas. Karena ia percaya pada kekuatan dan kebebasan akal, sunggupun mempunyai batas, ia percaya pada kebebsan dan kemerdekaan manusia dalam menentukan dan melakiukan pebuatan.[21]
Karena ia percaya pada kekuatan dan kebebasan akal, sungguhpun mempunyai batas, ia percaya pada kebebasan dan kemerdekaan manusia dalam menentukan kehendak dan melakukan perbuatan. Alam, demikian Sayyid Ahmad Khan selanjutnya, berjalan dan beredar sesuai dengan hukum alam yang telah ditentukan Tuhan itu. Segalanya dalam alam terjadi menurut hukum sebab akibat. Tetapi wujud semuanya tergantung pada sebab pertama (Tuhan). Kalau ada sesuatu yang putus hubungannya dengan sebab pertama, maka wujud sesuatu itu akan lenyap.[22]
Sejalan dengan faham qodariah yang dianutnya, ia percaya bahwa bagi tiap mahkluk Tuhan telah mentukan tabi’at atau naturnya. Dan natur yang ditentukan Tuhan ini dan yang di dalam Al-Qur’an disebut sunnah Allah, tidak berubah. Islam adalah agama yang mempunyai faham hukum alam (hukum alam buatan Tuhan). Antara hukum alam sebagai ciptaan Tuhan, dan Al-Qur’an sebagai sabda Tuhan, tidak terdapat pertentangan keduanya mesti sejalan. Ini yang menjadi dasar faham yang dianut oleh Sir Sayyid Ahmad Khan.[23]
[1] Prof. DR. Harun Nasution, Pembaharuan Dalam Islam Sejarah Pemikiran dan Gerakan, Bulan Bintang, Jakarta, 1982, hal: 165
[2]http://media.isnet.org/islam/Telanjang/AkhmadKhan.html
[3] H.A. Mukti Ali, Alam Pikiran Islam Modern di India dan Pakistan, Penerbit Mizan, Bandung, 1993
[5] Prof. DR. Harun Nasution, Pembaharuan Dalam Islam Sejarah Pemikiran dan Gerakan, Bulan Bintang, Jakarta, 1982, hal: 165
[7] Prof. DR. Harun Nasution, Pembaharuan Dalam Islam Sejarah Pemikiran dan Gerakan, Bulan Bintang, Jakarta, 1982, hal: 166
[14] Prof. DR. Harun Nasution, Pembaharuan Dalam Islam Sejarah Pemikiran dan Gerakan, Bulan Bintang, Jakarta, 1982, hal: 168
[19] merupakan karyanya yang bersejarah dan berpengaruh dalam cita-citanya untuk memajukan ummat Islam India. Sekolah itu terbuka bukan hanya bagi orang Islam, tetapi juga bagi orang Hindu, Parisi dan Kristen.
[21] Prof. DR. Harun Nasution, Pembaharuan Dalam Islam Sejarah Pemikiran dan Gerakan, Bulan Bintang, Jakarta, 1982, hal: 168
[23] Op.cit, hal 168
Tidak ada komentar:
Posting Komentar